Pantai Panrita Lopi: Simbiosis Keindahan dan Ekonomi di Kutai Kartanegara
2 min readInfoalima.com, TENGGARONG – Pantai Panrita Lopi, yang terhampar di Desa Tanjung Limau, Muara Badak, Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur, tidak hanya memanjakan mata dengan keindahan alamnya yang memukau tetapi juga memainkan peran vital dalam memberdayakan masyarakat sekitar.
Daeng Lompo, pengelola Pantai Panrita Lopi, mengungkapkan bahwa pantai ini telah berhasil meningkatkan ekonomi lokal dengan melibatkan masyarakat dalam pengembangan wisata.
“Pantai Panrita Lopi memberikan peluang kepada masyarakat lokal untuk terlibat dalam pengelolaan penyeberangan dan menjadi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM),” ujar Daeng Lompo, Senin (3/6/2024).
Pengunjung yang ingin menikmati keindahan Pantai Panrita Lopi harus menyeberang menggunakan kapal dari dermaga penyeberangan yang dikelola oleh masyarakat setempat. Ini tidak hanya memberikan kemudahan akses tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi penduduk lokal.
Harga tiket masuk ke Pantai Panrita Lopi disesuaikan dengan hari kunjungan. Pada hari biasa, tiket dibanderol Rp 40.000 untuk dewasa dan Rp 25.000 untuk anak-anak berusia 2-10 tahun, termasuk perjalanan kapal pulang pergi. Sementara pada akhir pekan dan hari libur, harga tiket naik menjadi Rp 50.000 untuk dewasa dan Rp 35.000 untuk anak-anak, dengan fasilitas yang sama.
Selain itu, pantai ini juga menyediakan layanan penyewaan tenda, hammock, tikar, dan terpal bagi pengunjung yang ingin berkemah, menawarkan pengalaman menginap yang unik di tepi pantai.
“Pantai Panrita Lopi bukan hanya tempat wisata yang indah tetapi juga berkomitmen pada pemberdayaan dan kesejahteraan masyarakat sekitar,” tambah Daeng Lompo.
Dengan fasilitas yang memadai dan dukungan terhadap UMKM lokal, Pantai Panrita Lopi menjadi contoh bagaimana pariwisata dapat berkontribusi positif pada ekonomi lokal dan kesejahteraan masyarakat.
Pantai Panrita Lopi merupakan destinasi yang ideal, menawarkan keindahan alam yang luar biasa dan memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar, menjadikannya lebih dari sekadar tempat wisata, tetapi juga oase pemberdayaan bagi masyarakat Kutai Kartanegara. (ADV/Dispar Kukar)