November 15, 2024

InfoAlima

Portal berita online

Museum Nelayan Desa Pela Ungkap Bahaya Ilegal Fishing di Sungai Mahakam

2 min read

Museum Nelayan yang berdiri sejak 2020. Jadi salah satu pusat edukasi di Kukar.

Infoalima.com, Tenggarong – Di tengah keindahan alam Kecamatan Kota Bangun, Kabupaten Kutai Kartanegara, terdapat sebuah permata tersembunyi yang menawarkan lebih dari sekadar pemandangan. Desa Pela, yang selama ini dikenal sebagai habitat Pesut Mahakam, kini juga menjadi rumah bagi Museum Nelayan yang berdiri sejak tahun 2020.

Museum ini bukan hanya sekadar tempat untuk mengagumi koleksi alat tangkap ikan, tetapi juga sebagai pusat edukasi tentang dampak buruk ilegal fishing yang telah lama menjadi momok bagi ekosistem perairan. “Kami memulai konsep museum ini pada tahun 2018 dan secara resmi membuka pintu untuk umum dua tahun kemudian. Pada tahun 2021, kami memperkenalkan sistem barcode untuk memudahkan pengunjung mendapatkan informasi digital,” ujar Alimin, Ketua Kelompok Sadar Wisata Desa Pela pada Rabu (27/3/2024).

Dengan menampilkan berbagai alat tangkap ikan, mulai dari yang ilegal dan merusak hingga alat tradisional yang ramah lingkungan, museum ini mengajarkan pengunjung tentang pentingnya menjaga keberlanjutan sumber daya alam. Alat-alat tangkap yang telah digunakan turun-temurun oleh nelayan Desa Pela menjadi bukti nyata dari praktik berkelanjutan yang telah lama mereka junjung.

Selain itu, museum ini juga menyediakan informasi tentang Pesut Mahakam, hewan endemik yang menjadi ikon Sungai Pela dan Danau Semayang, serta berbagai jenis ikan yang hidup di sana. “Setiap item di museum dilengkapi dengan QR code yang memuat penjelasan lengkap, sehingga pengunjung dapat dengan mudah mempelajari lebih dalam tentang setiap koleksi,” tambah Alimin.

Dengan hanya membayar tiket masuk sebesar Rp10 ribu, pengunjung dapat menikmati semua koleksi yang dimiliki oleh Museum Nelayan Desa Pela. Menurut Alimin, museum ini telah menjadi destinasi favorit karena memberikan wawasan baru tentang kehidupan nelayan dan keanekaragaman hayati yang ada di Sungai Mahakam.

Museum ini tidak hanya berperan sebagai pengingat bagi para nelayan tentang pentingnya menjaga kelestarian alam, tetapi juga sebagai sarana pendidikan bagi masyarakat luas. “Kami berharap museum ini dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan dan budaya nelayan,” tutup Alimin, menandaskan komitmen Desa Pela dalam upaya pelestarian. (ADV/Diskominfo Kukar)

Print Friendly, PDF & Email
Share Now

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *